Komet ISON yang sebelumnya begitu jelas terlihat di ufuk timur setiap
pagi ini akhirnya lenyap. Komet ini hancur akibat panas tinggi dan
tekanan gravitasi setelah mengelilingi matahari pada Kamis, 28 November
2013.
"Kami tidak melihat komet ISON di SDO (Solar Dynamics
Observatory)," kata ilmuwan untuk proyek SDO NASA, Dean Pesnell, seperti
dilansir dalam laman NASA. Atas dasar itulah komet diperkirakan pecah dan menguap sebelum sampai di perihelion atau titik terdekat dengan matahari.
Komet
itu makin samar baik dalam pandangan observatorium Solar Terrestrial
Relations Observatory NASA, Badan Antariksa Eropa, dan Solar
Heliospheric Observatory NASA. Ini berarti mungkin komet ISON tidak akan
terlihat di langit malam pada bulan Desember.
Sebelumnya, penduduk di belahan bumi mana pun, termasuk di seluruh wilayah Indonesia, bisa melihatnya secara langsung antara pukul 04.30 hingga 05.00 saat langit dalam kondisi cerah.
Komet
ISON, menurut Muhammad Yusuf, astronom di Observatorium Bosscha,
Lembang, bisa terlihat dari bumi karena sedang menempuh perjalanan
mendekati matahari. Jarak terdekat komet itu dengan matahari tercapai
antara 28 hingga 29 November 2013. Komet itu berasal dari suatu kawasan
di langit yang dinamakan awan Oort.
Jumat, 29 November 2013
Komet ISON

"Ini kejadian langka seumur hidup, sebab komet ISON bakal lenyap," kata Muhammad Yusuf, astronom di Observatorium Bosscha, Lembang, yang ditemui Tempo di ruang kerjanya, Selasa, 26 November 2013.
Keistimewaan lainnya, ISON merupakan komet paling terang yang bisa terlihat dari bumi dalam kurun waktu 50 tahun terakhir. Tingkat terang komet itu -6 Magnitudo, tak begitu jauh dengan tingkat terang bulan saat purnama yakni -9 Magnitudo. "Umumnya tingkat terang komet hanya 15-20 Magnitudo," katanya.
Komet ISON bisa terlihat dari bumi karena sedang menempuh perjalanan mendekati matahari. Jarak terdekat komet itu dengan matahari, kata Yusuf, tercapai antara 28-29 November 2013. Komet itu berasal dari suatu kawasan di langit yang dinamakan awan Oort. "Di sana sarangnya asteroid dan komet. Karena ada yang bertumbukan, sebagian keluar dari orbit dan tertarik gaya ke matahari," ujarnya.
Jarak tempat asal komet ISON sangat jauh, kata Yusuf, yaitu 50 ribu-100 ribu satuan astronomi (AU). Satu AU setara dengan jarak bumi ke matahari yang mencapai 149. 598.000 kilometer. Setelah mendekati matahari dan kembali pulang, komet ISON akan menghilang.
Bahkan ada dugaan, komet yang meluncur dengan kecepatan 50 ribu mil per jam itu akan pecah atau sama sekali hancur ketika jaraknya dekat dengan matahari. "Saat ini ekor komet sudah terlihat membelah dua, kita tunggu saja apa yang akan terjadi nanti," katanya.
Komet ISON ditemukan dua astronot Rusia, Vitali Nevski dan Artyom Novichonok, pada September 2012. Nama ISON berasal dari program kerja mereka, International Scientific Optical Network (ISON).
Langganan:
Postingan (Atom)